Info Budaya : Kebudayaan dan Kesenian yang tersebar di seluruh Nusantara yang beraneka ragam menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk datang menikmati dan melihat keindahan dan keseruan kebudayaan dan kesenian Indonesia.
Dari media social kita melihat bayak warga asing yang belajar kebudayaan dan kesenian Indonesia. Salah satu yang viral bule ber-tatto menyayikan lagu dangdut Jaran Goyang. Ada juga bule yang mengajar gamelan di Oxford.
Berikut adalah warga negara asing yang membuat kita sebagai warga Indonesia sepatutnya bangga karena kebudayaan dan kesenian Indonesia yang mereka promosikan, dan sekaligus aksi mereka membuat kita merasa malu karena bukan rahasia lagi jika lebih banyak dari kita lebih melirik kebudayaan dan kesenian dari luar.
Raja Dangdut Dari Amerika
Sambil mengendari mobil Lexis Mazerski, dengan akun youtubenya “Raja Dangdut Dari Amerika” denganfasih ia menyanyikan lagu jaran goyang tersebut.
Baca : Info Budaya Gorga Batak Yang Fenomenal
Video tersebut menjadi viral di media social, pria yang berasal dari Los Angeles banyak meng-cover lagu-lagu dari Indonesia seperti lagunya almarhum Gombloh, atau lagu Cintaku Sedalam Lautan Atlantik yang di populerkan oleh Ria Resty Fauzy, juga di cover oleh Lexis Mazerski.
Disinyalir dari Youtube CNN Indonesia, Lexis Mazerski, membawakan lagu-lagu tersebut karena bosan mengendarai kendaran dan sekaligus belajar Bahasa Indoesia.
Saat Budaya dan Kesenian kita lebih disukai Oleh orang asing
Ia mendengar lagu dangdut sewaktu berkunjung ke Bali, karena urusan kerja, di Daerah sekitar hotel tempat ia menginap disitulah ia mendengar music dangdut dan kemudian dia pun jatuh cinta dan memberikan julukan dirinya kalau ia adalah Raja Dangdut dari Amerika.
Dosen Gamelan di Oxford
Pria yang mendapat nama jawa “Parto” ini sewaktu ke Solo, ia membayangkan suasana di desanya sewaktu kecil, dimana setiap bertemu tetangga mereka saling bertegur sapa dan bercerita.
Kenangngya sewaktu ke Pasar Bersama ibunya yang menempuh perjalanan sekitar lima menit bisa mnejadi 30 menit karena dalam perjalan sering bercengkrama dengan orang yang bertemu di jalan.
Baca : Peradaban Pra-sejarah Ini Masih Jarang Di Ketahui
Guru gamelan di Inggris ini bernama Peter Smith, awalnya hanya satu tahun di Solo, namun kenyataannya sampai 3 tahun di Solo. Setiap pekan pada hari Kamis sore Peter mengajar gamelan, mulai kelas pemula sampai yang sudah lanjut, di Southbank Centre, pusat kebudayaan terbesar di Inggris.
Gamelan di Southbank Centre telah ada sejak awal tahun 1980-an dengan satu ruangan khusus untuk latihan gamelan. Di seluruh Inggris sendiri saat ini terdapat lebih dari 150 kelompok gamelan.
Prank Bule dalam Bahasa Jawa
Ada juga bule yang sering melalukan prank dengan Bahasa jawa, walaupun medok jawanya belum seberapa kental namun Bahasa jawa suroboyoannya sangat fasih.
Pria yang di juluki Cak Dave ini dalam setiap pranknya selalu menggunakan Bahasa jawa suroboyan. Jika melihat tongkrongannya Dave Jephcot adalah wisatawan yang datang ke Indonesia, namun kita akan kaget saat melihat dia bicara dalam Bahasa jawa.
Baca : Kesenian Batak Dan Suara Merdu
Kemampuan berbahasa jawa cak Dave karena sejakn usia 2 tahun dia sudah tinggal di Surabaya, jadi tidak heran jika ia mahir berbahasa jawa. Dalam setiap prank atau vlognya cak Dave tidak asal membuat, tapi membuat konsep yang benar-benar khas Suroboyoan.
Buat Dave, bahasa bukan cuma alat komunikasi. Tapi juga identitas bangsa yang enggak boleh dilupakan. Kita perlu memberikan acungan jempol karena cak Dave mengajak kita untuk melestarikan Bahasa daerah.
Sinden Cantik dari Amerika
Seniman asal Amerika, Megan Colleen O’Donoghue di Santa Cruz, California ini terkenal karena kemampuannya nyinden. Seperti diberitakan oleh voaindonesia.com mengatakan jika ia juga mahir karawitan.
Kemampuan Megan didapat saat ia mengikuti program Darmasiswa di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, saat kuliah, ia mengambil jurusan lagu seriosa di Seattle. Terus di sana ada gamelan Jawa. Saya jadi tertarik sekali sama gamelan di sana.
Baca : Ini Alasan Ider Bumi, Using Banyuwangi DiLaksanakan
Pada waktu itu Megan menimba ilmu di Institut Seni Surakarta di Solo dan mengambil jurusan karawitan selama satu tahun.
Usai mengikuti program Darmasiswa, Megan kemudian menikah dengan pemain keroncong asal Indonesia dan kembali menetap di Amerika selama dua tahun, sebelum akhirnya pindah lagi ke Indonesia pada tahun 2012.
Sebagai pesinden, Megan mengaku tidak fasih berbahasa Jawa. Namun, latar belakangnya sebagai penyanyi membuatnya terbiasa menjiwai lagu-lagu bahasa asing, termasuk lagu-lagu dalam bahasa Jawa.
Baca : Keutuhan Keluarga dan Goa Margo Tresno
Hal ini bisa terdengar dan terasa melalui teknik vokal dan cengkoknya ketika menyinden.
Nah sobat info budaya jika orang luar sangat mencintai kecbudayaan kita, masa kita sebagai orang yang dibesarkan di Indonesia tidak mau belajar dan melestarikan kebudayaan dan kesenian Indonesia.