Darmanto Radjab, lelaki kelahiran Malang, 11 Januari 1958, ini memang seorang pendidik. Di tengah pergaulan kesenian di kota Malang, telah menempatkan dirinya sebagai aktivis teater yang tekun.
Dikenal dengan panggilan Dengkek, ia senantiasa mengambil bagian dalam setiap pementasan. Meski ia tak turut terlibat dalam penggarapannya, ia toh memberikan komentar dan apreasiasinya secara terbuka. Ia tercatat sebagai dosen Fakultas Ilmu Pendidikan di Universitas Kanjuruhan Malang.
Namun, tak menjadikan dunia kesenian dan dunia pendidikan sebagai suatu yang saling berlawanan. Tapi, justru keduanya bisa saling bersinggungan dan membukakan jalan bagi apresiasi secara lebih leluasa.
Mengenal budaya Indonesia serta mengenal kearifan lokal, baik seni seperti alat musik, tari-tarian pakaian, seperti masyarakatnya, baik awal mula terbentuknya letak lokasi.
Dengkek termasuk pekerja taeter senior yang masih tetap eksis sampai sekarang. Setahun sekali ia bersama mahasiswany agiat mementaskan lakon sebagai tanggung jawab seni setelah mempelajari teori di Ruang Kuliah. Lakon yang pernah dipentaskan antara lain karya Arifin C Noer, yaitu serial komplet drama Orkes Madun yang terdiri dari tiga judul: MADEKUR dan TARKENI, UMANG-UMANG, dan SARDAK DUNIA BELAJAR.
Dengkek bersama grup Teater Kampus Universitas Kanjuruhan pernah tur keliling mementaskan lakon SOBRAT karya Arthur S Nolan, penulis lakon dari Bandung yang merupakan naskah terbaik tahun2003. Pada tahun 2009 ia mementaskan drama di tempat terbuka di dekat patung MAS TRIP di Jl. Rya Ijen, Malang.
Dalam pementasan itu para pemainnya memakai seragam tentara pelajar dan juga menggunakan tank pinjaman dari BRIMOB.
Facebook : https://www.facebook.com/darmanto.radjab