Aku orang non politik. Ada orang berkata Gilang itu public figure, what ever. Tapi semakin lama aku terjun ke dunia ini, semakin maniac terhadap drums. All about drums. Aku jadi begini karena drums. Aku bisa memberi lapangan kerja buat orang lain karena drums.
Sampai aku ingin buat yayasan juga karena drums. Ibuku juga bangga memperkenalkan aku sebagai drummer. Jika ia ditanya oleh kenalan atau temannya,”Anaknya sekolah dimana?” Ibu dengan mantap menjawab,”Anak saya sekolah drum.” Mendengar itu teman ibu menjadi heran, karena biasanya mereka menyekolahkan anaknya di sekolah bisnis. Pokoknya Aku mengertinya cuma drums dan drums.
Tentang Java Jazz dan NERA
Album terbaru Java Jazz adalah album reuni dari aku, Indra Lesmana, Donny Suhendra, As Mates, dan Dewa Budjana. Kami sudah berkumpul lebih dari 20 tahun. Java Jazz adalah persahabatan yang sudah cukup lama antara kami berlima. Akhirnya Java Jazz kami aktifkan kembali, karena kami sama-sama suka musik jazz.
Baca : Drummer Besar Indonesia Gilang Ramadhan
Album Java Jazz terbaru berisi lagu-lagu lama seperti Drama dan Violation, ditambah Exit permit sebagai lagu baru yang aku ciptakan. Di album itu, permainan kami lebih groove. Sedangkan untuk NERA, lebih diaktifkan lagi karena di Eropa atau di Amerika, NERA lebih bersaing, disebabkan unsur tradisionalnya. Eksistensi dan gaungnya mungkin lebih bisa diperlihatkan kepada negara-negara lain.
Mungkin muara kami sekarang ini ke Australia. Kalau ke Amerika agak jauh, sedangkan ada negara tetangga yang infrastrukturnya dan networknya mungkin bagus. Aku harus bagi waktu untuk GRSD juga. Selain itu musisi Australia juga sangat tertarik pada perbedaan permainan drum yang aku bawa.
Tentang latihan
Yang paling banyak ditanyakan oleh drummer-drummer muda ketika melihat klinik mungkin adalah,” berapa jam latihan anda dalam sehari.” Sebetulnya yang paling menjadi musuh bagi banyak drummer adalah konsisten. Konsisten supaya semangat selalu dalam latihan atau bermain drum.
Aku mendapat semangat sekarang ini dari murid-muridku. Melihat mereka berlatih dan bermain selalu memberiku inspirasi. Aku harus selalu mencari permainan yang baru, yang lebih berwarna. Jadi persoalannya bukan berapa jam kita harus latihan, tetapi konsistensi latihan itulah yang harus dipertahankan.
Baca : Gilang Ramadhan- Steve Gadd-Inspirasi
Tentang style
Dari Krakatau, Adegan, Java Jazz, Nera, dan God bless, banyak orang menjadi bingung mengkategorikan seorang Gilang Ramadhan sebagai drummer yang bagaimana. Aku hanya bisa bilang mungkin Modern Tradisional drummer lebih mewakili. Sebenarnya aku menyukai segala genre musik, karena aku pelajari semuanya.
Tetapi aku tidak akan mengungkapkan seorang Gilang sebagai drummer yang komplit juga, karena penilaian itu harus datang dari orang lain. Karena aku suka mainkan rhythm-rhythm tradisional dengan gaya modern sekarang ini, mungkin memang modern tradisional lebih enak disebut. Sebutan Gilang adalah drummer pop, jazz, rock, atau etnik, sebenarnya merupakan cerita perjalananku.
Jadi orang lain pernah melihat Gilang main ini, atau main itu, dan akhirnya jadi seperti ini. Ada yang bilang kalau Gilang mainnya ostinated. Aku tidak akan bilang mainku ostinated, karena sebenarnya aku lebih mainkan groovenya saja. Buat aku main drum yang penting groove.
Groove yang aku dapat dari mempelajari musik-musik tradisional, yang aku gabungkan dengan rhythm yang lebih modern, seperti western swing atau black swing. Aku yakin kalau bermain be-bop tidak akan bisa melebihi Art Blackey.
Baca : Pengalaman Gilang Ramadhan Saat Belajar Musik
Tapi sebaliknya, Art blackey tidak bisa bermain seperti Gilang. Ron Reeves bisa bermain kendang dengan teknik yang baik, tetapi dia tidak akan bisa bermain joke orang sunda sewaktu bermain kendang. Kalau aku bermain jazz, khususnya dengan Indra lesmana, aku memberi harmonisasi jazz dengan swing feel, tapi tetap aku beri bumbu tradisional sound dan rhythm, hanya saja mungkin tidak lebih dari 30 persen.