Tentang musisi yang memberi inspirasi
Mungkin pada era itu, Steve Gadd yang paling banyak memberi inspirasi. Permainannya sangat handal dalam memberi groove dan touch pada drum. Pada jaman itu yang dapat mengubah kiblat dari Buddy Rich cuma Steve Gadd. Drummer sekelas Vinnie Colaiuta pun mengagumi permainan Steve Gadd.
Jika acuannya western style, semua drummer pasti melihat permainannya. Terkecuali Steward Copeland, karena dia kiblat drummer Inggris. Steve Gadd memodernisasikan permainan gaya lama. Bahkan karena kagumnya, aku sampai tidak mau dengar permainannya lagi. Karena aku berpikir permainannya berbahaya untuk pengaruh karakter permainan drummer lain. Di Indonesia ada Benny Mustafa. Dia salah satu drummer yang aku kagumi dengan permainan brushnya.
Tentang karakter permainan drum
Aku sering berbincang dengan drummer-drummer kaliber dunia, beberapa belas tahun yang lalu. Mereka bilang, seharusnya aku balik ke Indonesia, karena mereka melihat keinginanku untuk jadi the best in the world. Masalahnya adalah, yang the best itu banyak.
Misalnya kalau negara ada mentri, mentrinya banyak, dan semua mentri, tapi ada macam-macam mentri. Kita tidak harus menjadi the best, tetapi different. Steve Gadd dan Steward Copeland itu different. Lalu salah satu dari musisi-musisi kaliber tersebut menyarankan aku untuk belajar rhythm-rhythm di Indonesia.
Baca : Drummer Besar Indonesia Gilang Ramadhan
Aku berpikir, “Hah, gila, aku sudah pelajari semua di Amerika, sekarang harus belajar lagi di Indonesia.” Setelah mendapat saran itu, aku mulai balik ke Indonesia untuk belajar kendang, alat musik Papua, Aceh dan lain-lain. Akhirnya permainanku jadi lain. Namaku jadi tembus ke Amerika, Modern drummer magazine, dan diundang klinik disana dalam acara PASIC 2004, di Nouville Kentucky.
Mereka bertanya-tanya tentang permainanku, karena disana tidak ada yang seperti ini. Tetapi walau begitu, cara berpikirku masih modern, dan diaplikasikan ke permainan etnik itu. Jadi karakter permainanku lebih karena desakan ingin jadi berbeda. Aku mau bermain seperti apa lagi. Ada Steve Gadd, di funk ada David Garibaldi. Aku memberi identitas Indonesia pada permainan drum. So, check it out. Semua melihat ke barat, aku perhatikan yang di sini saja.
Tentang nasehat kepada murid-muridnya
Aku selalu bicara pada murid-murid. Kalau ingin lebih asyik, harus mencari sesuatu yang baru.
Aku kasih contoh muridku yang berhasil di Australia yang bernama Deva (anak Gatot Sunyoto). Aku bilang sama dia, kalau ke Australia, kamu bawa saja kendang, trust me.
Baca : Pengalaman Gilang Ramadhan Saat Belajar Musik
Benar saja, eksistensi dia disana karena kendang itu. Aku selalu bilang sama murid-murid bahwa jangan punya impian hanya bermain di Indonesia, karena internasional bukan lagi hal yang besar atau tidak terjangkau. Bawalah bumbu-bumbu Indonesia ke dalam permainan drum kamu, karena kita memang mau tidak mau adalah orang Indonesia. Tetapi diatas itu semua, jadilah berbeda.
Tentang Gilang Ramadhan Studio Drummer
Aku sempat berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan untuk pindah lagi ke Amerika, tetapi kemudian aku jadi berpikir untuk menguatkan nama disini saja. Dari pikiran itulah, ide awal terbentuknya GRSD (Gilang Ramadhan Studio Drummer). Tidak ada tempat pendidikan drum di dunia yang sebesar GRSD.
Kalau aku ditanya oleh drummer-drummer dunia, “Berapa muridmu?” Aku jawab, “Baru 2000 sekarang.” Mendengar itu, mereka terkejut, “Hah, 2000. Tempat pendidikannya berapa banyak?” Aku jawab sejumlah angka dan berkata, “Ini baru permulaan.” Biar mereka tahu bahwa di Indonesia ada yang seperti ini, sehingga mereka menghargai Indonesia. Kalau aku sedang main di Amerika, jadi seperti duta, karena mereka selalu bertanya tentang Indonesia.
Aku jelaskan bahwa Indonesia punya lebih dari 200 juta jiwa, terdiri dari banyak pulau-pulau. Karena hal itu, mentri pariwisata memberi surat ucapan terima kasih, karena memperkenalkan Indonesia. Beliau Bilang kalau dia ingin mengumpulkan 10 orang saja untuk dijelaskan soal Indonesia, sangatlah sulit.
Baca : Pengalaman Gilang Ramadhan Saat Belajar Musik
Tapi kalau musisi, sekali konser bisa ribuan yang hadir. Itulah kenapa aku semakin bangga menjadi drummer Indonesia, dan membuat GRSD. GRSD itu memberi tempat bagi anak-anak band di daerah-daerah. GRSD juga merupakan keluarga besar yang antar cabangnya bukan pesaing melainkan keluarga. Saya membuat GRSD dengan mengoreksi kesalahan-kesalahan dari tempat pendidikan musik yang sudah lebih dulu ada.