Info Budaya : Kemunculan Surabaya dalam sejarah bukan karena alasan politik dan pemerintahan, melainkan karena memang lokasinya yang strategis dan diperlukan banyak pihak. Dari sumber-sumber tertulis tertua tentang perkembangan Surabaya terlacak di sekitar abad IX berkaitan dengan perhatian Raja-raja Mataram (Hindu) seperti Balitung (910 M) dan penerusnya, misalnya dalam prasasti Suci tahun 929.
Baca : Helloooo Ini Saleman Bro Bukan Sleman
Oleh karena itu tidak mustahil bahwa muara Brantas itu telah menjadi tempat pemukiman pada periode lebih awal lagi. Sejak semula Surabaya telah memiliki kekhususan dalam perkembangannya, yaitu sebagai kota pelabuhan, mulai dari zaman kuno sampai zaman modern ini. Selain sebagai kota pelabuhan Surabaya kemudian juga berkembang menjadi kota dagang dan industri terbesar di Indonesia pada transisi abad XIX-XX.
Dalam sejarah untuk melihat suatu peristiwa, yang sesungguhnya merupakan suatu (change and continuity) proses atau perkembangan dapat dilakukan peninjauan dari berbagai sudut (view of stand point) seperti kronologis, geografis, politis, kultural dan ekonomis.
Baca : Rahasia yang Tersembunyi di Kebun Teh Malabar
Dalam melacak perkembangan Kota Surabaya tampaknya pandangan berdasarkan kronologis, geografis, kultural berdasarkan visi Indonesia sentris, sedangkan pandangan politis, ekonomis dan arsitektural lebih bersifat Neerlando centris.
Hal ini disebabkan berdasarkan sumber-sumber sejarah baik secara grafis (prasasti), artefaktual, dan situs tidak dapat dipungkiri bahwa mula sejarah Surabaya bermula dari kawasan selatan, yaitu peristiwa pertempuran antara pasukan Majapahit yang dipimpin oleh R. Wijaya dan armada Cina di bawah pimpinan Laksamana Shi Pi, Ikimese dan Kau Hsing di laguna Pacekan .
Adapun visi Neerlando centris, melihat perkembangan Surabaya dari arah utara, yaitu sejak Jembatan Merah (rode brug) menjadi pusat pemerintahan VOC di bawah Gezaghebber. Sejak itu Belanda terus mengembangkan Surabaya dari arah utara menuju ke selatan.
Baca : Jelajah pusaka Sejarah di Ranu Klakah
Secara kronologis Surabaya telah menjadi perhatian para penguasa/raja di Jaman kuno dari Jawa Tengah abad VII-IX, yang berpuncak dengan pemindahan pusat pemerintahan kerajaan itu ke Jawa Timur, khususnya di muara Sungai Brantas pada pertengahan pertama abad X (937 M.).
Bahkan masih dalam abad X Darmawangsa telah memanfaatkan Surabaya sebagai pangkalan angkatan perangnya untuk menundukkan Sriwijaya saingannya pada tahun 990 dan 992. Sejak itu berbagai peristiwa bersejarah terus muncul di Surabaya secara berkesinambungan sampai sekarang dengan munculnya kelompok sosial yang kemudian dinamakan “bondo tekad”.
Baca : Perwujudan Boneka Dari India Populer di Jamannya
Sepanjang sejarahnya Surabaya mengalami dinamika penuh perjuangan dan gejolak yang mencerminkan tekad Arek-areknya untuk dapat mengkpressikan eksistensinya dalam berbagai konteks sepanjang zaman. Boleh jadi “bonek” dari pendukung
Seperti sobat info budaya ketahui telah banyak kisah-kisah perjuangan yang dilakukan Bonek Surabaya.
Salam Satu Nyali….Salam Nusantara