Home Budaya Dimenna Luwu Dimata Prof. Sardono dan Praktisi Seni Budaya

Dimenna Luwu Dimata Prof. Sardono dan Praktisi Seni Budaya

5419
0
SHARE
Info budaya Indonesia Prof. Sardono W. Kusumo di temani Jamal Gentayangan Menikmati makanan Khas Luwu (Kapurung)
Info budaya Indonesia Prof. Sardono W. Kusumo di temani Jamal Gentayangan Menikmati makanan Khas Luwu (Kapurung)

Info Budaya : Alunan Melodi dari suara gitar Iqbal Lagaligo, dalam pertunjukan Post Fest 2018 di Teater kecil Taman Ismail Marzuki Jakarta seperti membawa suasana penonton seakan hadir di Luwu, ditambah dengan alunan ma’ sure’ (bertutur) membuat suasana menjadi lebih dramatis dan menghipnotis penonton.
Memberikan rasa rindu (bagi warga perantau Luwu) untuk kembali mengingat akan kebesaran Luwu, Sureq Galigo, atau Galigo, atau disebut juga La Galigo adalah sebuah epik mitos penciptaan.

Info Budaya Indonesia Dimenna Luwu Post Fest 2018
Info Budaya Indonesia Dimenna Luwu Post Fest 2018

Dimenna Luwu atau kerinduan di tana Luwu yang di gagas oleh Jamal Gentangan yang merasa prihatin dengan perkembangan Kesenian budaya di Indonesia, salah satunya luwu. Ia (red. Jamal Gentayangan) mengatakan di luwu ada satu tarian yang sangat dasyat, yaitu tari Pa’ Jaga

Baca : Benarkah Alat Musik Tradisional Ini Telah Hilang Di Toraja

Rasa pesaraan seorang Jamal Gentangan tergelitik saat beliau melintasi Luwu dan bertemu dengan Iqbal Lagaligo, yang merasa prihatin dengan kesenian di Luwu. Dan sangat disayangkan jika Kebudayaan dan kesenian tempat lahirnya Sureq Galigo tidak di jaga kelestariannya.

Info Budaya Indonesia Dimenna Luwu Post Fest 2018
Info Budaya Indonesia Dimenna Luwu Post Fest 2018

Dari situlah Jamal Gentangan mulai mengumpulkan berbagai literatur dari berbagai sumber, dan melihat ada tarian yang sangat luar biasa indahnya ysitu tsri Pa’ Jaga.

Baca : Saat Bule Yang Melestarikan Kebudayaan dan Kesenian Indonesia

Dari proses tersebut kemudian Dimenna Luwu tercipta dalam sebuah karya seni yang membuat Prof. Sardono W. Kusumo berdecak kagum dengan tarian Pa’ Jaga yang begitu lembut. Dalam sambutannya Mas Don (Saapan akrap para seniman) mengatakan bahwa tarian kraton solo dengan tempo lambatnya masih lebih lambat lagi tarian Pa’ Jaga, ujarnya

Info Budaya Indonesia Dimenna Luwu Post Fest 2018
Info Budaya Indonesia Dimenna Luwu Post Fest 2018

Keyakinan Jamal Gentayang untuk memberikan spirit kecintaan akan kebudayaan lokal pada masyarakat Luwu ,menjadi lebih bergairah lagi, dengan melalui tari Pa’ Jaga dan Lagu Suruganna Lino.

Dan hal tersebut di buktikannya dengan pentas Dimenna Luwu yang pertama di Gedung Kesenian Kota Palopo dan Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, tentu saja kegiatan tersebut mendapat apresia yang luar biasa.

Baca : 4 Kearifan Lokal di Sulawesi Setalan

Dalam pertunjukan Dimenna Luwu tersebut, juga dihadiri oleh praktisi tari seperti Prof Edy sedyawati, yang juga merupakan penulis buku “Budaya Indonesia” (kajian arkeologi, seni dan sejarah), tentu saja juga hadir warga luwu yang berada di Jakarta dan sekitarnya, serta para koreografi dan mahasiswa.

Info Budaya Indonesia Dimenna Luwu Post Fest 2018
Info Budaya Indonesia Dimenna Luwu Post Fest 2018

Dimenna Luwu yang mengangkat kerinduan akan tana luwu, mendapat dukungan dari berbagai pihak baik pemerintah maupun pelaku dan pecinta seni dan budaya.

Lagu Surruganna Lino yang diciptakan oleh Iqbal Lagaligo tersebut menceritakan bahwa surga dunia ada di Luwu, baik keindahan alam, kesenian dan kebudayaan.Lagu Suruganna Lino juga menggambarkan masyarakat luwu yang ramah-tamah dan kebiasaan masyaraktnya menjadi menyatu dalam gerak tarian, melodi musik yang dikemas dalam satu kemasan pertunjukan, dimana koreografinya di buat oleh Husni Utami.

Info budaya Indonesia Prof. Sardono W. Kusumo di temani Jamal Gentayangan Menikmati makanan Khas Luwu (Kapurung)
Info budaya Indonesia Prof. Sardono W. Kusumo di temani Jamal Gentayangan Menikmati makanan Khas Luwu (Kapurung)

Baca : Kearifan Budaya Dari Sudut Pandang Filsafat

Media Infobudaya.com memberikan apresiasi kepada Sugi Performing Arts, yang menggerakkan generasi muda untuk mau lebih mencintai kesenian, kebudayaan lokal agar tetap bertahan dari generasi ke generasi.

Diakhir kegiatan Dimenna Luwu, di Post Fest 2018 diakhiri dengan pesan singkat dari Prof. Sardono W. Kusumo, agar Sugi Performing Arts mengingikti apa yang telah di mulai Oleh Jama Gentangan untuk tetap berkaya menggali lebih dalam lagi Kebudayaa dan Kesenian yang ada di Luwu dan kalau bisa seluruh Indonesia.

LEAVE A REPLY