Info Budaya : Sejak tahun 1998, ketika Imam Utomo kali pertama menjabat Gubernur Jawa Timur, setiap tahun memberikan penghargaan kepada seniman dan budayawan Jawa Timur yang berjasa, berprestasi dan berdedikasi pada dunia seni budaya.
Sebelumnya memang sudah pernah ada penghargaan Gubernur, namun baru dalam era Imam Utomo dapat dilaksanakan secara rutin setiap tahun tanpa ada yang terlewat sekalipun. Beruntung ketika Gubernur berganti dengan Soekarwo, tradisi ini berlanjut kembali.
Kriteria Penghargaan Gubernur Jawa Timur itu adalah sebagai berikut;
- Prestasinya dalam bidang kesenian.
2. Dedikasinya dalam menekuni kesenian
3. Kontribusi sosiokulturalnya dalam bidang seni dan budaya.
Tahun 1998 hanya dipilih 2 (dua) seniman. Tahun berikutnya meningkat jadi 4 (empat) seniman. Tahun 2000 menjadi 6 (enam) seniman.
Kembali Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang biasa di panggil Pak D Karwo ini memberikan penghargaan kepada 500 seniman di Jawa Timur.
“Seorang ahli mengatakan bila suatu negara ingin makmur dan maju maka basis pembangunanya adalah kebudayaan. Maka basis pembangunan Jatim selain spiritual adalah budaya yang menghaluskan peradaban”
Beberapa di antaranya yaitu Dian Nova Saputra dari Trenggalek (seni tari), Martina Saraswati dari Banyuwangi (teater), dan Nihayah dari Ponorogo (reog). Menurut Soekarwo para budayawan dan seniman telah banyak memberikan kontribusi dalam mengembangkan seni budaya di Jatim secara luar biasa.
“Mereka inilah yang membuat Jatim selama hampir 10 tahun saya memimpin, menjadi tenang, aman dan nyaman,” kata Soekarwo saat menghadiri acara Apresiasi Seniman Berprestasi Provinsi Jatim Tahun 2018 di Graha Wisata, Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim, Selasa (5/6/2018).
Dia mengatakan, kebudayaan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Budaya mampu membuat manusia berbeda dari makhluk yang lain, budaya mampu menghaluskan sesuatu yang kasar, serta budaya mampu membangun peradaban.
“Seorang ahli mengatakan bila suatu negara ingin makmur dan maju maka basis pembangunanya adalah kebudayaan. Maka basis pembangunan Jatim selain spiritual adalah budaya yang menghaluskan peradaban,” ujar pria yang lekat disapa Pakde Karwo itu.
Menurut dia, kebudayaan juga mampu menjadi alat penangkal atau solusi terhadap kekerasan, termasuk masalah terorisme. Masalah terorisme harus terus dilawan salah satunya melalui pendekatan budaya dan pendekatan hati.
“Banyak orang-orang yang merasa sepi di tempat ramai, kelihatannya banyak orang tapi mereka disingkirkan dari komunitas. Disingkirkan karena lemahnya budaya dan peradaban. Orang-orang seperti inilah yang harusnya dirangkul,” katanya.
Dalam kesempatan ini, Pakde Karwo juga menyinggung terorisme atau ekstrimisme, yang disebutnya sebagai subyektifitas sangat berlebihan menganggap orang lain sangat ekstrim. Menurutnya, bila ingin Jatim lebih damai maka dorong seniman dan budayawan untuk terus berkarya.
“Budaya juga mampu membuat perilaku menjadi egaliter. Kebudayaan pula yang membuat suasana lebih damai dan saling menghargai, dimana kritikan disampaikan lebih lunak,” ujar dia.
Sementara itu, Kepala Disbudpar Jatim Jarianto mengatakan, acara pemberian apresiasi itu rutin dilakukan setiap tahun. Apresiasi tersebut dilakukan untuk membangun tali silaturahmi antara pemerintah dengan seniman dan budayawan. Disamping itu juga mendorong semangat dan motivasi seniman untuk terus berkarya dan melestarikan seni budaya.
“Ini hanya salah satu acara, masih ada penghargaan-penghargaan lain yang diberikan terhadap seniman. Pak gubernur selalu memberi apresiasi tinggi terhadap teman-teman seniman di Jatim,” katanya.
sumber : inewsid
Apa mungkin penghargaan seni bisa berlaku untuk semua pelaku seni yg berprestasi di Indonesia?