Home Budaya Benarkah? Budaya Melayu Riau-Lingga tergerus jaman

Benarkah? Budaya Melayu Riau-Lingga tergerus jaman

1157
0
SHARE
Baju kurung berbahan kain broket ini merupakan milik Citra Widia keturunan raja dari Pulau Penyengat, Tanjungpinang. Source image : Metro Batampos

InfoBudaya.com – Pergeseran budaya terjadi dimana-mana, karena banyak faktor tentunya. Seperti halnya yang terjadi denna budaya Melayu Riau-Lingga.

Budaya Melayu Riau-Lingga merujuk pada budaya yang berkembang di wilayah Riau dan Kepulauan Lingga di Indonesia. Budaya ini memiliki pengaruh yang kuat dari kebudayaan Melayu, dengan campuran unsur-unsur lokal dan pengaruh luar seperti Arab, India, dan Tiongkok.

Ya, seperti banyak budaya lainnya di seluruh dunia, budaya Melayu Riau-Lingga juga telah menghadapi tantangan dan tergerus oleh perubahan zaman. Ada beberapa faktor yang telah berkontribusi terhadap penggerusan budaya ini:

Genggong Talang Mamak merupakan alat musik tradisional Riau khas dari suku Talang Mamak. Alat musik ini dibuat dengan menggunakan pelepah enau, biasanya alat musik Genggong akan dimainkan untuk menghibur diri dan dilakukan pada saat waktu istirahat. Image : omadecade.org

Modernisasi dan Globalisasi

Perkembangan teknologi dan aksesibilitas yang meningkat terhadap budaya populer global telah mempengaruhi preferensi dan gaya hidup masyarakat Melayu Riau-Lingga. Budaya populer, media sosial, dan budaya konsumerisme telah memengaruhi cara pandang dan minat masyarakat, yang dapat menggeser fokus dari budaya tradisional.

Baca : Warisan Budaya “Sai Bumi Ruwa Jurai” Identitas dan Kebanggaan bagi Lampung

Urbanisasi

Meningkatnya urbanisasi dan migrasi ke kota-kota besar telah membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat. Ketika orang-orang pindah ke kota dan menyesuaikan diri dengan gaya hidup perkotaan yang lebih modern, aspek-aspek budaya tradisional seringkali terabaikan.

Pengaruh Budaya Asing

Pengaruh budaya asing, seperti budaya Barat dan budaya populer dari negara-negara tetangga, juga telah memainkan peran dalam menggeser preferensi budaya masyarakat Melayu Riau-Lingga. Pengaruh ini dapat dilihat dalam gaya berpakaian, musik, dan hiburan yang semakin mengarah ke arah budaya populer global.

Pendidikan dan Perubahan Nilai

Sistem pendidikan yang semakin terstandarisasi dan perubahan nilai-nilai sosial juga dapat mempengaruhi pergeseran budaya. Pendidikan yang menekankan pada bahasa nasional, sejarah nasional, dan budaya Indonesia secara umum dapat mengurangi perhatian terhadap budaya lokal yang lebih spesifik.

Baca : Ide Nyentrik Dan unik Kembangkan Budaya Indonesia

Beberapa aspek budaya Melayu Riau-Lingga yang telah punah atau mengalami perubahan adalah sebagai berikut:

Bahasa Melayu Riau-Lingga

Bahasa Melayu Riau-Lingga memiliki dialek khas yang pernah digunakan secara luas di wilayah tersebut. Namun, dengan perkembangan zaman dan pengaruh bahasa Indonesia yang semakin kuat, penggunaan bahasa ini telah berkurang dan hanya dipertahankan oleh sebagian kecil masyarakat.

Pakaian tradisional

Pakaian tradisional Melayu Riau-Lingga, seperti baju kurung, baju bodo, dan songket, memiliki keindahan dan keunikan tersendiri. Namun, dengan adanya pengaruh budaya Barat dan modernisasi, penggunaan pakaian tradisional ini telah berkurang, terutama di kalangan generasi muda.

Gambus merupakan alat musik tradisional Riau yang dimainkan dengan cara dipetik. Dimana alat musik tradisional gambus ini biasanya bisa dengan mudah kita temukan di kawasan Melayu. Image : omadecade.org

Musik dan tarian tradisional

Musik dan tarian tradisional Melayu Riau-Lingga, seperti tari zapin, tari indang, dan musik gambus, pernah menjadi bagian penting dari kehidupan budaya masyarakat setempat. Namun, seiring dengan perubahan gaya hidup dan preferensi musik modern, tradisi ini telah tergeser dan jarang dilakukan secara aktif.

Seni ukir dan anyaman

Seni ukir kayu dan anyaman merupakan keahlian tradisional yang diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat Melayu Riau-Lingga. Namun, dengan minimnya penerus generasi muda yang tertarik dalam seni ini dan perubahan pola hidup, seni ukir dan anyaman ini telah mengalami penurunan dalam praktiknya.

Baca : Saat Budaya Indonesia Jadi Korban Politik

Meskipun budaya Melayu Riau-Lingga menghadapi tantangan ini, penting untuk diingat bahwa budaya adalah dinamis dan terus berkembang. Banyak upaya dilakukan untuk pelestarian dan revitalisasi budaya ini, termasuk melalui program-program pendidikan, festival budaya, dan pengenalan generasi muda terhadap warisan budaya mereka. Dengan upaya kolaboratif dan kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya, ada harapan bahwa budaya Melayu Riau-Lingga dapat tetap hidup dan berkembang dalam menghadapi tantangan zaman

LEAVE A REPLY