Home Kesenian Penari Sampur Yang Cermat ALI MARKASA

Penari Sampur Yang Cermat ALI MARKASA

3157
0
SHARE
Info Budaya seniman remo ali markasa
Info Budaya seniman remo ali markasa

Tokoh Kesenian Tari Remo

Info Budaya : Ali Markasah lahir pada tanggal tanggal 9 Juli 1942 di Desa Arum, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang. Ali Markasah dilahirkan sebagai anak sulung dari 3 (tiga) bersaudara dari orang tua bernama Kasemin dan Kaini. Ayahnya (telah almarhum) dulu bekerja sebagai Bayan (pamong desa) yang penya hobi sebagai pengrawit.

Info Budaya seniman remo ali markasa
Info Budaya seniman remo ali markasa

Ali Markasah kini bertempat tinggalk di Desa Ploso, Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang, bersama istrinya yang ke empat bernama Winarsih.

Dalam kancah dunia kesenian tradisional Ludruk para koleganya (para pengreman) mengungkapkan bahwa Tari Remo yang ditarikan oleh Ali Markasah dikenal sebagai Tari Remo Jombangan Gaya Ali Markasah.

Bentuk dan gaya Tari Remo Ali Markasah tak kalah dinamisnya dengan tari Remo gaya Bolet, meskipun menurut Ali Markasah sendiri bahwa hal itu dia kembangkan dari guru tarinya, yaitu Bolet.

Spesifikasi gaya tari Remo Ali Markasah terletak pada teknik permainan sampurnya. Sebagai penari Remo yang telah berpengalaman, Ali Markasah mampu menemukan konsep bagaimana kiat menarikan tari Remo yang baik .

(Image Capture Youtube) Info Budaya seniman remo ali markasa
(Image Capture Youtube) Info Budaya seniman remo ali markasa

Sebagaimana yang sudah dipahami oleh masyarakat secara umum tentang tari Remo, intinya adalah mengungkapkan spirit patriotisme kepahlawanan dari masyarakat Jawa Timur dengan sifat-sifat ”kesatriaanya“. Selain itu, menurut Ali Markasan bahwa Tari Remo memiliki makna sebagai tari remong (sampur).

Berbagai konsep tersebut dipahami oleh Ali Markasah sebagai sebuah sumber orientasi/model pengungkapan untuk dapat mengolah gerak tari secara estetik. Berdasarkan orientasi tersebut maka Ali Markasah mampu mengolah sampur sebagai properti tari Remo yang sangat eksploratif, dan mengolah ruang-ruang gerak dalam tari Remo yang dibawakannya dengan penuh kecermatan, detail serta menggunakan ketrampilan teknik gerak sangat tinggi.

Pada umumnya sampur sebagai properti tari dieksplorasi atau dimainkan oleh gerakan tangan saja, namun oleh Ali Markasah sampur dieksplorasi tidak saja melalui teknik gerak tangan, namun juga menggunakan teknik gerak kaki (tendangan kaki) yang sangat mahir sehingga menghasilkan visualisasi gerakan yang sangat dinamis, cermat, ekspresif, berkarakter dan atraktif.

Bagi Ali Markasah konsep-konsep itulah yang terus ditransformasikan dalam mengisi ruang-ruang gerak tari Remonya melalui kepiawaian mengolah sampur, sehingga menjadi orientasi nilai estetika seperti yang tergambar dalam alam imaginasinya.

Untuk menemukan konsep sebagaimana yang telah melekat pada citra dirinya, Ali Markasah merintis pengalamannya selama bertahun-tahun. Artinya, hal tersebut dilaluinya melalui pengalaman berkesenian khususnya dalam menggeluti seni Ludruk dengan kurun waktu yang lama.

Sejak kecil Ali Markasah telah menggeluti kesenian Besutan yang kemudian berkembang menjadi Ludruk, dimana daerah Jombang khususnya Kecamatan Megaluh tempat kelahirannya merupakan daerah basis cikal bakalnya kesenian Besutan.

Kegiatan seseorang dalam berkesenian rakyat sering didorong oleh keturunan, sebagaimana yang dialami oleh Ali Markasah. Ia mewarisi darah seniman dari ayahnya sebagai seorang seniman pengrawit yang cukup konsisten.

Pada masa kecil Ali Markasah senang menari, ia sering diajak oleh sang ayah mengikuti pertunjukan Ludruk, hingga dapat bertemu dengan seorang penari Remo fenomenal yang bernama Sastro Amenan yang biasa disebut Bolet.

Setiap Bolet menarikan tari Remo Ali Markasah selalu mencermatinya hingga ia tertarik untuk belajar Tari Remo sebagaimana yang ditarikan oleh Bolet.

Ali Markasah sebagai orang Jombang asli, bergulat dengan pertunjukkan ludruk sejak tahun 1956. Ali Markasah sudah bisa menari remo mulai dari umur 14 tahun. Kelompok Ludruk yang selalu diikuti oleh Ali Markasah adalah Ludruk Mustika Jaya. Dalam kelompok pertunjukann Ludruk Mustika Jaya inilah Ali Markasah mengekspresikan tari Remo hingga akhirnya dapat melahirkan gaya tari Remo tersendiri.

Bagi Ali Markasah, tokoh idola yang sempat mengantarkan dirinya dalam menemukan konsep berkesenian khususnya tari Remo adalah gurunya yaitu Sastra ‘Bolet’ Amenan.

(Image Capture Youtube) Info Budaya seniman remo ali markasa
(Image Capture Youtube) Info Budaya seniman remo ali markasa

Ada tiga wejangan dari gurunya yaitu “Bolet” yang tidak pernah terlupakan dalam ingatan Ali Markasah dan hal itu menjadi spirit serta orientasi dalam mengembangkan gaya tari Remo yaitu:

  1. Le… tari remo aku sing ciptakno, kowe kudu iso nggawe ngremo Jombangan, kuatno tarianmu ojo nganti kalah karo ngremo liyane.
  2. Ojo nggawe gerakan ayam alas model Suroboyo-an, kekalemen, kurang keras.
  3. Tanjake sikil ojo digawe dlosor, sikile kudu podo bentuk pesagi”.

Terjemahan bebas dalam bahasa Indonesia:

  1. Nak ….tari remo saya yang menciptakan, kamu harus bisa membuat remo Jombangan, pertahankan tarianmu jangan sampai kalah dengan remo lainnya.
  2. Jangan membuat gerakan ayam alas gaya Surabayan, terlalu kalem kurang keras.
  3. Tanjak kaki jangan dibuat serong, tetapi dibuat bentuk persegi.

Sebagai seorang penari Remo, Ali Markasah telah mendapat berbagi prestasi dalam berbagai kompetisi atau festival tari Remo di tingkat regional Jawa Timur di antaranya:

  1. Tahun 1981, Juara I Tari Remo dalam Kompetisi Tari Remo Ludruk se Jawa Timur.
  2. Tahun 1992, Juara I Tari Remo dalam Kompetisi Tari Remo se Jawa Timur.

Semoga dengan info budaya ini dapat memberikan referensi seniman budaya Indonesia. (Sumber DK-Jatim)

LEAVE A REPLY