Info Budaya : Budaya Indonesia yang dijadikan objek wisataseperti di Toraja yaitu tradisi di Toraja dan sangat banyak, sering menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Sebut saja Rambu Solo’ (Pesta Kematian) dan Rambu Tuka (Pesta Pernikahan), ukiran da pakaian adat juga menjadi daya tarik tersendiri yang di jadikan souvenir bagi wisatawan.
Ada satu acara kematian di Toraja, dimana keluarga dan pelayat lainnya tidak boleh berbicara saat pemakaman, yaitu pemakaman bayi. Dimana Seseorang bayi yang belum tumbuh gigi apabila meninggal dunia akan dikuburkan ke dalam sebatang pohon kayu yang hidup dari jenis pohon kayu Tarra
Baca : Ritual Ma’Nene (Mayat Berjalan) di Toraja
Proses pemakaman bayi ini juga mempunyai tahapan yaitu Bayi yang meninggal dibalut dengan kain putih yang pernah dipakai dalam posisi dalam keadaan dipangku. Matanda kayu dilakuan oleh keluarga memberi tanda pada pohon kayu yang akan digunakan sebagai kuburan. Pohon yang digunakan juga telah berusia sekitar 300 tahun.
Baca : Terbongkar Ini Rahasia Toraja Dikenal Di Seluruh Dunia
Proses yang dilakuakn sebelum pemakan yaitu
- Membuat lubang dengan ketentuan tidak boleh berhadapan dengan rumah kediamannya
- Mempersiapkan penutup kubur dari bahan pelepah enau.
- Membuat tana (pasak) karurung dari ijuk sesuai tingkatan strata sosialnya. 12 tana karurung bagi tingkatan bangsawan. 8 tana karurung bagi tingkatan menengah. 6 tana karurung bagi tingkatan bawah.
- Makadende yaitu membuat tali ijuk sebelum jenasah dibawa ke kuburan
- Seekor babi jantan hitam dipotong atau disembelih di halaman rumah duka, kemudian dibawa ke kuburan dengan diusung. Setibanya di kuburan babi/daging tersebut dimasak dalam bambu/dipiong, tanpa diberi garam atau bumbu lainnya
Setelah semua persyaratan disiapkan mayat dibawah ke kuburan dengan syarat sebagai berikut:
- Dibawa dalam posisi dipangku.
- Pengantar mayat baik laki-laki maupun perempuan harus berselubung kain.
- Dilarang berbicara, menoleh ke kiri atau ke kanan maupun ke belakang.
Baca : Benarkah Alat Musik Tradisional Ini Telah Hilang Di Toraja
Setibanya jenasah di pekuburan penjemput jenasah turun dari tangga lalu mengambil, mengangkat, dan memasukkan jenasah ke dalam lubang kayu dalam posisi berlutut menghadap keluar.
Kemudian kubur itu ditutup dengan kulimbang di tanah dipasak sesuai dengan statusnya dan sesudah ini dilapisi dengan ijuk dan diikat dengan kadende (tali ijuk).
Orang baru boleh berbicara setelah membelah bambu berisi daging yang sudah masak disebut mataletek pa piong. Semakin tinggi bayi diletakkan menunjukkan strata sosial dalam masyarakat juga tinggi
Berkunjung ke objek wisata Kambira dan Sarapung sekitar 9 Km dari Ibukota Kabupaten Tana Toraja (Makale). Saat berkunjung Kambira dan Sarapung, wisatawan tidak mencium bau busuk. Kegiatan Passiliran di Kambira dan Sarapung ini dilakukan orang Toraja pengikut Aluk Todolo (kepercayaan kepada leluhur).
Baca : Toraja Internasional Festival 2018 Di Museum Negandeng
Bagaimana Traveler info budaya yang ingin berkunjung Kambira dan Sarapung, akan dikenakan tiket masuk sekitar Rp 10.000,- bagi wisatawan lokal dan Rp 20.000,- bagi wisatawan mancanegara.