Kabupaten Nganjuk sebagai simbol sejarah yang sampai saat ini masih dapat dilihat puing-puingnya, seperti Candi yang terseber di beberapa wilayah kabupaten nganjuk. Salah satu destinasi wisata yang wajib di kunjungi adalah :
Museum Anjuk Ladang
Museum anjuk ladang didirikan tahun 1995 dan difungsikan sebagai museum sejak 10 April 1996. Museum yang dibangun di atas lahan seluas 2.633,44 m2 dengan satu lantai ini menyimpan 131 koleksi, diantaranya ; Batu Andesit, Prasasti Anjuk Ladang, Linggayoni, Patung Siwa, Kereta Kuda, dan Terakota/tembikar. Museum yang memiliki luas bangunan sebesar 351,05 m2 untuk publik ini memiliki 3 bagian, depan untuk Joglo menyimpan Prasasti Anjuk Ladang dan bangunan tengah atau induk menyimpan Arca, Uang logam Kuno, Wayang kulit, Gerabah, Genta, dan sebagainya.
Mengenal budaya Indonesia serta mengenal kearifan lokal, baik seni seperti alat musik, tari-tarian pakaian, seperti masyarakatnya, baik awal mula terbentuknya letak lokasi.
Museum yang terletak ± 100 meter dari Terminal bis Nganjuk dapat dikunjungi setiap hari (kecuali Senin) pada pukul 08.00 – 14.00 WIB, tanpa dipungut biaya.
Prasasti anjuk Ladang
Anjuk Ladang merupakan salah satu sumber tertulis berangka tahun 859 Saka atau 937 Masehi yang ditemukan di desa Candi Rejo.
Anjuk Ladang yang berarti tanah kemenangan merupakan catatan Sejarah kerajaan mataram yang hancur lebur oleh Sriwijaya sejak Kekalahan Balaputradewa oleh raja Sriwijaya, Rakai Pikatan. Kekalahan ini berdampak pada munculnya kerajaan boneka Sriwijaya di bawah kepemimpinan Balaputradewa, sementara Mpu Sindok dan sisa pasukan dan pembesar kerajaan melarikan diri ke lembah pertapaan Kampak (Trenggalek).
Permusuhan antara kerajaan Sriwijaya dan Mataram yang sejak lama berlangsung, memunculkan pertempuran hebat di Anjuk Ladang (Nganjuk) yang di menangkan oleh Mataram dibawah kepemimpinan Mpu Sindok. Itulah mengapa nama Anjuk Ladang di sebut – sebut sebagai tanah kemenangan dan hingga saat ini digunakan sebagai ikon kota Nganjuk.